Sejak olimpiade Barcelona 1992, cabang bulutangkis selalu menjadi penyumbang medali emas buat kontingen Indonesia. Inilah yang menjadi pertaruhan buat kontingen Indonesia di olimpiade London 2012, bukan dengan menganak tirikan cabang cabang yang lain. tapi karena tradisi emas kita selalu dari cabang tangkis bulu angsa ini.
Rasa pesimis pun mulai datang dari berbagai pihak, apalagi dengan melihat merosotnya prestasi cabang terpopuler kedua di Indonesia ini, penyebabnya pun beragam. mulai dari kurangnya pembinaan dari usia dini sampai kurangnya jam terbang yang diberikan kepada pemain pemain muda di kancah internasional.
Harapan selalu ada, olimpiade Athena 2004 yang menghadirkan seorang Taufik Hidayat sebagai pahlawan Indonesia persis sama kondisinya dengan saat ini, namun yang membedakan adalah Indonesia pada saat itu masih menjadi tim yang sangat menakutkan bagi tim lain.
Ambruknya prestasi tim bulutangkis Indonesia terlihat sejak kegagalan di ajang Piala Thomas dan Uber mei lalu, tim Thomas bahkan untuk pertama kalinya tak mampu lolos ke semi final sejak 1955. beruntung duo ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir mengukir sejarah baru dengan menjadi juara All England 2012. namun mereka pun sempat gagal di dua ajang bergengsi super series, khususnya saat mengikuti Indonesian Super Series juni lalu.
Harapan rakyat Indonesia agar lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di kota London dengan berusaha melanjutkan tradisi emas olimpiade mungkin memang harus diawali dengan servis pertama para pebulutangkis kita, Susi Susanti-Alan Budi Kusuma meneteskan air mata di Barcelona, ganda Ricky Subagja dan Rexy Mainaky di Atlanta, Chandra Wijaya dan Toni Gunawan di Sydney, Taufik Hidayat di Athena, dan duo Markis Kido dan Hendra Setiawan di Beijing. Apa tidak ada yang bisa melakukannya di London ? Saya yakin pasti ada.
Selamat berjuang buat pahlawan pahlawan olahraga tanah air.!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar